ADAPTASI BARU PEMUDA: BERSATU DAN BANGKIT
Sudah hampir 8 bulan kita mengalami krisis kesehatan setelah terjadi pandemi Covid 19 yang menimpa masyarakat dunia. Aktifitas masyarakat banyak yang terganggu untuk menjalankan kehidupan secara normal. Semua aktifitas serba terbatas, bahkan menimbulkan ketidakteraturan dalam tatanan masyarakat.
Bukan hanya itu, masyarakat pula
banyak yang dirugikan akibat krisis kesehatan pandemi Covid 19. Banyaknya
pekerja yang di PHK, usaha semakin tidak jelas arahnya bahkan semakin terpuruk.
Dan kriminal semakin merajalela karena semakin bingung untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.
Jika melihat angka statistik dari
BPS tahun 2020, angka pengangguran terbuka masyarakat Indonesia hampir
diperkirakan diangka 6,88 juta. Angka pengangguran tahun ini menjadikan
lonjakan yang sangat tinggi dibandingkan angka pengangguran sebelumnya
diperkirakan 6,82 juta.
Banyaknya pengangguran tersebut,
memberikan suatu langkah kemunduran bahwa Pemerintah tidak bisa menciptakan
lapangan pekerjaan bagi rakyatnya, bentuk kegagalan pemerintah dalam mengelola
pemerintah. Bahkan masyarakat dipaksa untuk bisa mempertahankan diri sendiri
dimasa yang serba sulit dalam perekonomian.
Setelah pemerintah menerapkan
kebijakan New Normal pada bulan Mei
2020 yang lalu, untuk bisa beradaptasi selama masa pandemi dan menciptakan
tatanan sosial yang baru dalam suatu perubahan yang signifikan terhadap
pola-pola masyarakat yang tidak baik dimasa normal. Secara pengertian
pemerintah, New Normal adalah titik balik dimana masyarakat mulai
beralih kepada kehidupan tatanan sosial yang baru dan meninggalkan tatanan
sosial yang menurut kaca mata pemerintah sudah kadaluarsa untuk dilakukan.
Menurut beberapa ahli, New Normal memberikan suatu pengaruh
yang positif bagi masyarakat milenial, karena masyarakat milenial lebih bisa
cepat beradaptasi dalam perubahan tatanan sosial. Dan hal ini, sangat
menguntungkan bangsa Indonesia dikarenakan Indonesia adalah negara yang akan
menyambut bonus demografi di tahun 2030.
Menurut Muktiani Asrie, S.Sos.,
MPH. analisis kebijakan ahli demografi, bonus demografi merupakan fenomena
langka karena hanya akan terjadi satu kali ketika proporsi usia penduduk
produktif berada lebih dari dua pertiga jumlah penduduk keseluruhan. Indonesia
memasuki era bonus demografi yang terjadi akibat berubahnya struktur umur
penduduk, menurunnya rasio perbandingan antara jumlah penduduk non produktif
(umur kurang 15 tahun dan 65 tahun ke atas) terhadap jumlah penduduk produktif
(usia 15 – 65 tahun).
Jika melihat analisis pakar
demografi diatas, memberikan suatu harapan bahwa generasi millenial akan
memiliki peran penting dalam menentukan roda pembangunan. Dimana generasi
tersebut bisa memberikan keunggulan dan memiliki kualitas yang mampu bersaing
dengan dunia luar merupakan aset berharga yang mampu membawa bangsa Indonesia
kearah kemajuan.
Dimasa New Normal akibat krisis ekonomi pandemi Covid 19 tidak menjadikan
generasi milenial untuk tidak produktif dalam berbagai hal. Bahkan generasi
milenial mampu memberikan terobosan-terobosan yang sangat luar biasa agar
produktifitasnya tetap berjalan. Walaupun masih banyak kekurangan yang dalam
tantangan ini. Misalnya krisis kesehatan memberikan dampak negatif terhadap
perekonomian bangsa. Kita bisa lihat beberapa rekapan perekonomian selama masa
pandemi.
Menurut Menteri Keuangan Sri
Mulyani, pertumbuhan ekonomi dimasa pandemi sejak Kuartal 1 (Q1) hanya mencapai
2,97 persen. Nilai itu mendarat jauh dari target Kuartal 1 yang diharapkan
tumbuh 4 – 5, 4 – 6 persen. Di Kuartal 2 (Q2) pertumbuhan ekonomi Indonesia
semakin terpuruk dan jauh untuk mengendalikan pertumbuhan perekonomian ke arah
yang lebih baik. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi
di Kuartal 2 (Q2) diangka minus 5,32 persen.
Kontraksi perekonomian membuat
Indonesia semakin sulit, walaupun terobosan-terobosan langkah sudah dilakukan untuk
memberikan yang terbaik dalam menyelamatkan perekonomian Indonesia. Hal itulah
yang mengakibatkan terobosan produktifitas generasi milenial sedikit terhambat
dalam tatanan sosial baru.
Kondisi tersebut tidak menyurutkan
generasi milenial untuk melakukan perubahan-perubahan dalam peran penting roda
kebijakan nasional, agar meninggalkan kebiasaan-kebiasaan lama yang tidak
efektif dan efisien.
Momentum Sumpah Pemuda, 28 Oktober
2020 dengan tema bersatu dan bangkit menjadikan tolak ukur bagi generasi
milenial dalam memberikan kontribusi produktif terhadap peran penting roda
kebijakan bangsa. Pemuda adalah harapan bagi kemajuan bangsa Indonesia, karena
pemuda adalah salah satu tonggak perubahan kemajuan yang lebih baik.
Dimasa krisis kesehatan pandemi
Covid 19, pemuda diharapkan bisa memberikan solusi terhadap permasalahan bangsa
yang melanda hari ini. Pemuda bisa menunjukkan bersatu dan bangkit dari
keterpurukan tatanan sosial masyarakat akibat krisis kesehatan secara global.
Dalam sejarah Indonesia, 28 Oktober
1928 pemuda membuktikan bisa mempersatukan beberapa pemuda yang ada diberbagai
daerah untuk bersatu dan bangkit dalam melawan penjajah, karena pemuda bisa
merubahnya yang sampai hari ini kita rasakan kemerdekaannnya.
Kita bisa melihat kembali kutipan
pidato Bung Karno dalam pidatonya “Berikan aku 100 orang tua, niscaya akan
kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan
dunia”. Pidato tersebut, membuktikan bahwa peran penting pemuda sangan
diperlukan oleh suatu bangsa. karena pemuda sebagai cerminan dalam peradaban
majunya suatu bangsa.
Pidato Bung Karno yang menggelegar
dan penuh semangat api perjuangan memberikan semangat kepada pemuda agar
bersumpah untuk bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan kepentingan bangsanya.
Bukan pemuda yang menghabiskan waktunya untuk tidak bermanfaat bagi bangsanya.
Sangat merugilah pemuda seperti itu, tidak memanfaatkan waktunya agar bejuang Fisabilillah.
Pesan pidato Bung Karno yang
disampaikan memberikan pesan yang mendalam bagi generasi pemuda, momentum sumpah
pemuda hari ini untuk bersatu dan bangkit dalam common enemy melawan krisis kesehatan pandemi Covid 19, yang
merusak tatanan ekonomi, politik, dan sosial masyarakat Indonesia. Bung Karno
sebagai pendiri bangsa, memberikan semangat agar pemuda bersatu dan bangkit terhadap
permasalahan-permasalahan bangsa, karena pemuda adalah generasi yang bisa
menciptakan terobosan-terobosan untuk memecahkan permasalahan yang kita hadapi.
Keterpurukan akibat pandemi Covid
19, harus segera berakhir. Pemuda harus bersatu dengan terus menyalakan api
semangat pemuda agar bisa bangkit kembali dalam rel stabilitas bangsa yang
kokoh terhadap dalam menjawab tantangan sekarang ini. Semua tidak bisa
diselesaikan sendiri, perlulah kesatuan yang kuat seperti kokohnya dasar beton
yang tidak tergoyahkan. Setelah itu, pemuda harus bangkit. Bangkit adalah
tonggak kemajuan bagi bangsa Indonesia.
Keberhasilan melawan pandemi Covid
19 tidak akan tercapai apabila pemuda tidak bersatu dan bangkit dalam arti yang
sunggug-sungguh. Momentum seperti ini titik dari langkah awal untuk menatap masa
depan.
Kalau pemuda generasi terdahulu
mampu keluar dari jebakan sikap-sikap primordial suku, agama, ras, dan kultur,
menuju persatuan dan kesatuan bangsa maka tugas pemuda saat ini adalah harus
bersatu memberikan terobosan solusi-solusi untuk keluar dari krisis kesehatan
pandemi Covid 19 yang merusak berbagai tatanan bangsa, bangkit demi menyongsong
masa depan dunia lebih baik.
Semangat pemuda harus terus
berkobar, bersatu dan bangkit itulah kuncinya dalam menatap dan ikut membangun
dunia akibat pandemi covid 19, harus terus menjadi obor penyemangat bagi
pengabdian pemuda Indonesia dalam ikut serta berpartisipasi dalam menyelesaikan
krisis kesehatan pandemi Covid 19 di kancah dunia.
Di tahun 2020, Indonesia sangat
diuntungkan dengan adanya bonus demografi penduduk. Tingginnya usia produktif
membuat bangsa ini menjadi generasi emas dalam menopang pembangunan bangsa.
Tidak heran apabila pemuda generasi milenial ini sangat cepat beradaptasi
dengan keadaan sekarang yang serba digital.
Manfaat inilah yang terus coba
dikembangkan agar bonus demografi menjadikan manfaat betul bagi pembangunan
bangsa, jangan sampai demografi menjadi petaka bagi bangsa karena pemerintah
tidak bisa memanfaatkan betul generasi ini.
Di hari sumpah pemuda 28 Oktober
2020, langkah awal bagi semuanya untuk bersatu dan bangkit. Dalam arti,
menggerakkan roda bangsa ke arah yang lebih baik. Baik dalam memanfaatkan
produktifitas, efisiensi, dan kecepatan informasi dalam sumber daya manusia.
Bahkan, ada yang menarik dan
fenomenal issue yang masih banyak diperbincangkan pro kontra di publik mengenai
Undang – undang Cipa Kerja, walaupun UU Ciptaker sudah disahkan oleh Dewan
Perwakilan Rakyat. Tapi yang jadi perhatian apakah UU Ciptaker membawa manfaat
atau mudharat bagi bangsa.
Jangan sampai setelah di sahkannya,
UU Ciptaker malah memberikan kemunduran bagi bangsa, dan kemanfaatn bonus
demografi terhadap generasi milenial tidak membawa bangsa ini maju.
Dengan demikian Semoga harapan
sumpah pemuda tahun ini dengan tema bersatu dan bangkit, menjadikan titik tolak
kita melawan Covid 19.
ZAKI ZAENAL ARIFIN (28 Oktober 2020)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar