Perubahan Harus Disikapi
Perubahan Harus Disikapi
Zaki
Zaenal Arifin[*]
Melihat kehidupan hari demi
hari bergerak cepat, perubahan-perubahan yang terjadi tak relekan dan tidak
bisa disikapi secara langsung, mulai dari kehidupan beragama, social, ekonomi
dan budaya. Semuanya bergerak dengan cepat, entah dengan apa bisa mengatasi
permasalahan tersebut.
Dalam beragama contohnya,
masih saja masyarakat belum menerima keberagaman dalam beragama, menganggap
agama lain adalah agama yang tidak disetujui oleh Tuhan. Padahal kita tidak tahu
agama mana yang apling benar, jika benar kebenaran agama hanya tunggal kenapa
Tuhan membiarkan agama lain tetap ada dimuka bumi ini. Sebuah pertanyaan yang
terbenak dipikiran penulis, karena penulis belum begitu mengetahui secara luas
wawasan keagamaan yang ada dimasyarakat dan bagaimana menyelesaikan persoalan
beragama dimasyarakat.
Sebagai orang awam yang
belum memahami ilmu keagamaan yang luas, penulis tidak bisa berkomentar hanya
bisa ngebathin masalah yang terjadi dilingkungan masyarakat. Maka penulis
mencari jawaban seluas-luasnya untuk mememecahkan permasalahan yang ada tanpa
memberikan komentar.
Kembali lagi kepada
kebenaran yang terjadi dalam agama, kebenaran agama akan selesai apabila
kebenaran tersebut tidak dimonopoli oleh segelintir orang atau kelompok yang
beranggapan bahwa kaum atau kelompok kami-lah yang paling benar, kaum atau
kelompok lain dianggap salah. Masalah ini, masih mengakar keras dimasyarakat
tradisional.
Jika masalah kebenaran tidak
bisa diatasi, maka hidup rukun beragama tidak akan terjadi dimuka bumi ini, dan
keberagaman hanya keniscayaan. Semua pasti akan berpegang pada keyakinan
keagamaan masing-masing, islam dengan kepercayaan islam, Kristen dengan
kepercayaan kristiani, budha dengan kepercayaan budha dan hindu dengan kepercayaan
hindunya.
Jalan satu-satunya kembali
kepada kebenaran yang dirumuskan secara universal dengan diskusi-diskusi yang
menghasilkan kesepakatan yang sama-sama sepakat untuk diyakini kebenarannya.
Persoalan kebenaran sesuai keyakinan masing-masing agama bisa dibenarkan dalam
kehidupan agama yang telah di Imani.
Dengan demikian, perubahan
maindset seperti itu, tidak bisa dengan mudah seperti membalikkan telapak
tangan. Butuh proses serta konsistensi dengan prinsip yang kuat, agar kehidupan
beragama bisa diterima dikehidupan masyarakat. Bukan hanya pada ketokohan kaum
agama saja, yang menjadi slogan bagi kaum tingkat tokoh masyarakat.
Permasalahan ekonomi yang
dihadapi masyarakat hari ini tidak mau terbuka untuk membuka
perubahan-perubahan yang terjadi, perekonomian macet tidak bisa diatasi karena
masyarakat kita masih berkutat dipermasalahan agama yang belum selesai.
Pandangan tersebut akan berpengaruh terhadap sentimen ekonomi, harus bisa
diatasi dengan keterbukaan kemajemukan untuk tetap saling memberikan pengaruh
yang lebih baik, saling mengisi satu sama lain tanpa melihat kekurangannya.
Social dan budaya
dimasyarakat begitu kuat, sedangkan kehidupan budaya-budaya yang baru harus
bisa disikapi. Jika tidak disikapi maka yang akan terjadi gesekan budaya yang
sudah ada di masyarakat dengan kedatanagan budaya baru yang datang dari
perubahan zaman.
Perubahan zaman berdampak
sangat luas terhadap poa pikir masyarakat, bukan hanya itu, bisa berdampak
kepada semua aspek di dalam kehidupan. Bisa jadi, tergerus oleh arus perubahan
karena tidak mau menerima budaya yang datang dari luar.
Tak ada acara lain dengan
membuka pola pikir masyarakat agar tetap eksis dimuka bumi dan menjadikan
contoh bagi kemajuan negara. Tapi ada yang harus diingat, masyarakat harus
memfilter perubahan budaya terhadap kehidupan karena ada ketidaksesuaian dengan
budaya yang ada pada sebelumnya, sehingga bisa bertahan eksistensinya.
Membuka pola pikir tidak dengan mudah, butuh
pengetahuan yang sangat luas agar perubahan bisa terjadi, menerima budaya baru
dengan menjaga eksistensi budaya yang telah ada.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar