Menanti Multatuli Baru Untuk Membangun Banten
“MENANTI
MULTATULI BARU UNTUK MEMBANGUN BANTEN”
Oleh:
Zaki Zaenal Arifin
Daerah
Banten merupakan kawasan strategis karena letak jaraknya dengan ibu kota tidak
begitu jauh. Malahan banten menjadi penyangga ibu kota. Ada kejanggalan di
Banten, ketika terpisahnya Banten dari Jawa Barat, belum ada perubahan
signifikan. Padahal tujuannya Banten berpisah dari Jawa Barat untuk menekan kemiskinan
yang ada di Banten. Tetapi sebaliknya, tidak ada perubahan sedikitpun dari
Banten setelah menjadi Provinsi.
Melihat
data BPS (Badan Pusat Statistik), yang
terjadi pada tahun 2014 angka kemiskinan di Banten 649,19 jiwa sedangkan di
tahun 2015 angka kemiskinan di Banten meningkat menjadi 690,67 jiwa. Penyebab
Banten tetap menjadi miskin, karena tingkat KKN yang ada di Banten begitu
tinggi, dan ini membuat kemiskinan di Banten tidak pernah terselesaikan.
Pada
tahun 2017 pilkada serentak akan dimulai di semua daerah, dari beberapa daerah
Banten ikut serta dalam kontes pilkada serentak ini. Hal ini menjadikan ajang
banten untuk bangkit dari keterpurukan selama 15 tahun memisahkan dari Jawa
Barat.
Pada
tahun 1856 yang lalu, dimasa kolonialisme ada seorang tokoh yang bernama Eduard Douwess Dekker beliau adalah
seorang asisten pejabat dimasa pemerintahan Hindia-Belanda, akan tetapi melihat
kondisi masyarakat di Banten. Beliau adalah orang yang berbelok membela kaum
pribumi, dan menjadikan inspirasi bagi cendekiawan pribumi dalam melakukan
perlawanan. Kenapa tidak kita jadikan motivasi untuk membangun banten yang
terpuruk ini, apalagi hasil survei 46% mengatakan bahwa korupsi di dalam
masyarakat menjadi hal biasa, tidak aneh di masayarakat sendiri. Bagaimana pun
stigma seperti ini harus kita hapuskan dari kebiasaan-kebiasaan masyarakat
banten.
Pada
tahun 2017 mendatang di pilkada serentak, siapapun yang memimpin Banten, entah
itu dari primordialisme, dari luar banten, partai politik, independen, atau pun
dari kalangan yang ghaib yang penting ingin memperbaiki dan membangun banten.
Jadikan banten untuk membangun banten agar supaya banten maju dalam
bermasyarakat.
Kembali
melihat sejarah romantisme banten, dimana banten berkemajuan pesat pada waktu.
Mulai dari kehidupan sosial, perekonomian, sistem pemerintahan, sampai
pembangunan. Hingga ratusan tahun kejayaan itu berlangsung, sampai pengaruh
keberhasilan banten diakui oleh dunia. Tapi itu hanya romantisme semata, hal
ini tidak akan terjadi lagi apabila pemimpinnya tidak melihat sejarah sebagai
fondasi membangun daerah banten dan visi yang jelas untuk membangun lima tahun
kedepan.
Dimana
letak modal sejarah Banten dalam pembangun kontemporer sekarang in? Pertama,
sebagai titik arah pijakan pembangunan daerah sebagai eksisting budaya lokal
masyarakat. Kedua, sebagai ruh identitas banten dalam menghadapi berbagai
perubahan. Ketiga, bagi pijakan berkesinambungan sejarah banten untuk keperluan
pembelajaran dan pengenmbangan peradaban bagi generasi berikutnya. Sebagai inspiring spirit dalam
menghadapi sejarah banten masa depan (Iwan K.Hamdan).
Yang jelas, siapapun yang menjadi orang nomor
satu di banten bisa melihat kondisi masyarakat banten, lebih mengedepankan kemajuan
banten dengan melihat kepentingan masyarakat banten.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
Tidak ada komentar :
Posting Komentar