Darimana Kita Mulai

Tidak ada komentar


DARIMANA KITA MULAI

Dalam tahun-tahun belakang ini “apa yang harus dikerjakan” telah menghadapi kaum sosialis-demokrat secara mendesak. Ini bukanlah masalah mengenai jalan mana yang harus kita pilih (sebagaimana halnya pada akhir 1880 dan awal 1890-an), akan tetapi mengenai langkah-langkah praktikal mana yang harus kita ambil pada jalan yang sudah kita kenal, dan bagaimana langkah-langkah yang harus diambil. Ini adalah masalah sistem dan kerja-kerja praktikal. Dan harus diakui bahwa kita belum bisa memecahkan masalah karakter dan metode-metode perjuangan ini, yang merupakan menjadi mendasar sebuah partai dengan aktivitas praktikal, sehingga ini menimbulkan perbedaan-perbedaan pendapat yang serius, yang menunjukan ketidastabilan serta keseimbangan ideologis yang menyedihkan. Di satu sisi, aliran “ekonomi” yang jauh dari mati, sedang berupaya untuk membatasi dan menyempitkan kerja organisasi dan agitasi politik. Di pihak lainnya, kecenderungan elektis yang tidak berprinsip sedang bangkit kembali, dengan mengekor setiap “tren” terbaru, dan tidak mampu membedakan antara tuntutan-tuntutan sementara dengan tugas-tugas pokok serta kebutuhan-kebutuhan permanen pergerakan secara keseluruhan.
Dalam tubuh liberalis-kapitalis, ini semua diatur dalam paham-paham kebebasan. Inti dari nilai liberalisme adalah individualisme, rasionalisme, kebebasan yang harus diberi penghargaan sesuai talenta atau kemampuan bekerja. Liberalisme menjadi ideologi yang kuat dalam tradisi barat. Beberapa gambaran, Liberalisme ideolog pada industrialisasi pada abad 19, liberalisme awal mencerminkan aspirasi dari kelas menengah dan awal bentuk dari doktrin politik. Sebelumnya liberalisme klasik memunculkan bentuk kapitalisme dalam perekonomian yang menghapus campurtangan negara. Dengan berkembang zaman, liberalisme modern timbul hasil dari para kapitalisme yang menguntungkan kesejahteraan dan ekonomi.
Dari zaman kemerdekaan sampai pasca kemerdekaan negara Indonesia telah mempunyai ideologi yang benar-benar tidak berpihak kepada blok-Barat maupun blok-Timur, akan tetapi mengusung sebuah ideologi yang berasas Pnacasila dengan landasan Undang-Undang Dasar 1945. Itu sebuah anugerah yang seharusnya bangsa Indonesia merasa bangga akan lahirnya ideologi Pancasila. Bahkan Indonesia merdeka bukan hasil pemberian, tetapi hasil dari tumpah darah rakyat Indonesia yang semangat melawan para penjajah. Sebenarnya kalau kita benar-benar menyadari secara sadar, Indonesia ini sangat beruntung karena ideologi pancasila ini membuat bangsa bisa lebih bersaing dalam bidang apapun. Hal ini jika tertanam secara murni, dan dalam sumber daya manusia indonesia benar-benar menjadi acuan karena berani keluar dari perang dingin. Akan tetapi, Indonesia belum bisa memaksimalkan dalam ideologi yang dibuat oleh founding father kita.
Sampai sekarang Indonesia masih kehilangan arah, padahal Indonesia sudah merdeka sekitar 69 tahun yang lalu, walaupun Indonesia mempunyai ideologi pancasila tetapi sistem yang digunakan Indonesia bukan berazaskan pancasila. Hingga kini, mau dimanakah Indonesia ini?
Ini adalah tanggung jawab kita semua, kalau kita tidak benar-benar mempunyai arah yang jelas, sampai kapanpun bangsa Indonesia akan menjadi budak dalam rumah sendiri. Yang akhirnya Indonesia mempunyai kekayaan yang melimpah tapi orang asing yang menguasai dan yang menikmatinya kapitalis-kapitalis luar.

Referensi
Lenin,V,I.1901.Lenin Collected Works,Foreign Languages Publishing House.Moscow:Penerbit Iskra. ( diterjemahkan NN.1997)
John,Paul.blogger (situs di akses 9 juni 2015)
Septianludy.blogspot.com (situs di akses 9 juni 2015)

Tidak ada komentar :

Posting Komentar